MAKALAH FISIKA DASAR
DAYA HANTAR ELEKTROLIT APLIKASI ILMU FISIKA
DALAM KIMIA
Oleh
Berta
Yuda Sisilia Putri
NIM
131810301051
Jurusan KIMIA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember
2013
BAB1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan alam merupakan suatu ilmu yang kompleks. Dimana mempelajari
mengenai kejadian, fenomena, konflik dan hubungan yang terjadi di dalam
kehidupan ini. ilmu pengetahuan alam terbagi atas tiga disiplin ilmu yang umum
kita kenal, yakni Fisika, Kimia, dan Biologi. Fisika adalah ilmu alam yang melibatkan
studi tentang hal dan
yang gerak melalui ruang-waktu, serta semua
konsep yang terkait, termasuk energi dan kekuatan. Lebih luas, hal adalah analisis umum alam, dilakukan untuk memahami bagaimana alam semesta
berperilaku. Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari zat dan energi khususnya
tindakannya dalam bidang mekanika, suara, optik, elektrik, magnet, bangun atom
dan gejala nuklir physics. Sedangkan ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari
tentang materi (segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa) dan
perubahannya.
Ilmu fisika yang dipelajari dalam
kimia sangat banyak dan fenomena fisika tertentu yang lebih mudah dijelaskan
dengan ilmu kimia dan sebaliknya. dalam bidang keilmuan juga dikenal Kimia
Fisik, kimia fisik adalah ilmu yang mempelajari fenomena mikroskopik,
makroskopik, atom, subatodan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan
konsep dan prinsip fisika dengan bidang khusus, anatara lain Termodinamika
kimia, Kimia Kuantum, Kinetika.
Prinsip-prinsip fisika menemukan aplikasi di
seluruh lain ilmu
alam karena beberapa fenomena dipelajari dalam
fisika, seperti konservasi
energi, yang umum untuk semua
sistem materi. fenomena lain, seperti superkonduktivitas, berasal dari hukum-hukum, namun tidak
hukum diri mereka sendiri karena mereka hanya muncul dalam beberapa sistem.
Fisika sering disebut sebagai "ilmu
fundamental" (kimia kadang-kadang termasuk), karena masing-masing dari
disiplin ilmu lainnya ( biologi, kimia, geologi, bahan ilmu pengetahuan, teknik, kedokteran dll) berurusan dengan jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Sebagai contoh, kimia adalah ilmu tentang koleksi materi
(seperti gas dan cairan terbentuk dari atom dan molekul ) dan proses yang dikenal sebagai reaksi kimia yang mengakibatkan perubahan zat kimia .
Struktur, reaktivitas, dan sifat dari suatu senyawa
kimia ditentukan oleh
sifat molekul yang mendasari, yang mungkin baik dijelaskan oleh bidang fisika
seperti mekanika
kuantum atau kimia
kuantum, termodinamika, dan elektromagnetisme.
1.2 Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana
aplikasi fisika dalam kimia daya hantar elektrolit ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
aplikasi ilmu fisika dalam kimia daya hantar elektrolit.
.
BAB 2.
PEMBAHASAN
Kimia fisik adalah ilmu yang
mempelajari fenomena mikroskopik, makroskopik, atom, subatom dan partikel dalam
sistem dan proses kimia berdasarkan konsep dan prinsip fisika dengan bidang
khusus, antara lain, Termodinamika kimia, Kimia Kuantum, Kinetika. Jika
digambarkan, maka hubungan antara ilmu pengetahuan alam seperti berikut:
Kimia fisik banyak menggunakan
konsep-konsep dan prinsip fisika klasik : Energi, Entropi, Suhu, Tekanan, Tegangan
permukaan, viskositas zat cair, hukum coulumb, interaksi dipol. Sedangkan Fisika
Kuantum: Foton, bilangan kuantum, spin, kebolehjadian, ketidakpastian. Dan Mekanika
statistik: Fungsi partisi, distribusi boltzmann. Bagian penting dari ilmu ini
termasuk termodinamika kimia, kinetika kimia, kimia kuantitas, elektrokimia,
kimia permukaan dan kimia padatan, serta spektrokopis. kimia fisik juga penting
bagi ilmu material modern.
Dalam kaedahnya, ilmu kimia
memperdalam salah satu bidang fisika yaitu tentang interaksi antar atom-atom
dalm reaksi kimia. pada suatu sisi lain, ilmu fisika dan ilmu kimia saling
bersinggungan yaitu pada bidang konfigurasi elektron dalam atom. Ilmu fisika
lebih mendalami mengapa elektron membentuk konfigurasi tersebut, sedangkan ilmu
kimia mempelajari dampak dari konfigurasi elektron pada konfigurasi elektron
pada reaksi kimia.
Kimia maka akan terbatas pada reaksi
senyawa dan unsur dimana atom akan saling bertukar tempat dan menyusun senyawa
baru dengan melepas atau menyerap energi. sedangkan untuk reaksi nuklir dimana
yang terjadi adalah pertukaran subatomik seperti proton dan neutron, maka
bidang ini tidak masuk kimia lagi tetapi sudah masuk bidang fisika.
yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu daya hantar elektrolit, dimana dipelajari dalam kimia fisik.
Elektrokimia adalah bagian dari kimia fisika yang
mempelajari hubungan antara gejala-gejala kimia dengan kelistrikan. Bagian ini
mempunyai arti penting, baik dari segi teori maupun praktis.
2.1 Hukum Ohm
Dan Satuan-Satuan Listrik
Kekuatan listrik mengalir melalui sebuah penghantar,
jadi jumlah listrik yamg mengalir perdetik, ditentukan oleh beda potensial dan
tahanannya. Menurut hukum Ohm :
I = kuat arus
R = tahanan
E= beda potensial
Satuan-satuan listrik dapat dinyatakan dalam :
- Cgs electromagnetic units (emu), berdasarkan
hukum penarikan dan penolakan magnet
- Cgs electrostatic units (esu), berdasarkan
hukum daya tarik antara muatan-muatan listrik.
- Absolute unit diturunkan dari emu.
- Internasional units.
1. Ampere (kuat
arus)
Suatu ampere internasional ialah kuat arus yang tiap
detik dapat mengendapakan 1,118 mgr perak dari larutan AgNO3.
2. Ohm (tahanan)
Satu
Ohm internasional ialah tahanan pada 0°C suatu kolom air raksa dengan penampang
sama, panjang 106,300 cm, berat 14,4521 gram.
3. Volt (beda
potensial)
Satu
Volt internasional ialah beda potensial yang diperlukan untuk mengalirkan
listrik 1 ampere melalui tahanan 1 Ohm.
4. Coloumb ( jumlah
listrik)
Satu
Coloumb ialah jumlah listrik yang diangkut oleh listrik 1 ampere selama 1
detik.
Q = I . t
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)
Q = jumlah listrik (coloumb)
1 faraday = 96496 coloumb.
Joule (kerja listrik)
Satu Joule ialah kerja yang dilakukan bila listrik 1
ampere dilewatkan selama 1 detik, melalui konduktor dengan beda potensial 1
volt.
W = E
. I . t = E . Q
1
Joule = 1 x 107
ergs = 0,2390 kal.
5.
Watt (kecepatan
kerja)
Satu
Watt ialah kerja listrik dengan kecepatan 1 joule per detik.
a.
Jenis Konduktor
Zat-zat dapat dibagi menjadi :
-
Konduktor
-
Non konduktor (dielectrics,
insulator).
Batas keduanya tidak tegas, hal ini dapat dilihat dari
tahanan jenis . Tahanan jenis ialah tahanan zat dengan panjang cm, luas penampang 1 cm2.
Makin kecil , berarti makin baik sifat konduksinya.
Aliran listrik adalah aliran elektron dari elektron
density tinggi ke density rendah. Berdasarkan mekanisme aliran listrik melalui
konduktor, maka konduktor dibagi menjadi :
-
Elektronik
(logam, logam lebur, garam-garam seperti CuS dan CdS).
-
Elektrolitik
(elektrolit kuat, lemah, garam lebur, padat seperti AgNO3,, NaCl).
Pada konduktor elektronik :
-
Aliran listrik
dibawa oleh elektron
-
naik bila temperatur naik.
Pada konduktoe elektrolitik :
-
Aliran listrik
dibawa oleh ion=ion
-
Aliran listrik
diikuti reaksi-reaksi
-
turun bila temperatur naik.
b.
Mekanisme
Konduksi Elektrolitik
Hantaran listrik dalam larutan elektrolit diikuti dengan reaksi-reaksi
kimia. Peristiwa ini disebut elektrolisis.
Dalam hal ini elektron dalam larutan dibawa oleh ion-ion, sedang elektron masuk
dan keluar dari larutan melalui reaksi-reaksi kimia pada elektrode.
Misal : elektrolisis NaCl :
NaCl (aq) Na+ + Cl-
H2O H+
+
OH-
Anode : C- → Cl + e
(oksidasi)
2Cl → Cl2
Kation : H+
+ e → H (reduksi)
2H
→ H2 +
NaCl + H2O → H2
+ Na+ + OH- + Cl-
katode anode
Reaksi kimia yang terjadi dalam
elektrolisis pada :
Anode adalah oksidasi, seperti :
Zn → Zn2+ + 2e
Cl- → Cl
+ e
Fe2+ →
Fe3+ + e
dan
sebagainya.
Katode adalah reduksi, seperti :
Cu2+ +
e → Cu
Sn4+
+ 2e → Sn2+
I +
e → I-
dan
sebagainya.
i.
Hukum Faraday
Hukum Faraday I
Massa zat yang terjadi akibat reaksi kimia pada elektrode, berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang lewat larutan selama elektrolisis.
E =
berat ekuivalen.
Untuk perak telah didapatkan bahwa 1 coloumb
menghasilkan 1,118 mg perak. Untuk mengendapkan 1 grek Ag atau 107,880 gr
perak, diperlukan
Listrik sebesar ini disebut 1 Faraday.
Jadi
1 Faraday ialah jumlah listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 gram
ekuivalen zat dari larutannya.
Hukum Faraday II
Massa
berbagai zat yang terjadi selama elektrolisis, berbanding lurus dengan berat
ekuivalennya.
Berat cu : berat Ag : berat Cl2 = BECu : BEAg : BECl
Menurut Milikan , muatan 1 elektron = 1,602 x 10-19
coloumb, jadi jumlah elektron dalam 1 faraday :
(bilangan
avogadro).
Jadi
1 Faraday sesuai dengan partikel dengan muatan tunggal atau
1 grek zat. Atas dasar hukum faraday dapat dibuat alat untuk menentukan jumlah
listrik, yaitu coloumeter.
Berat Ag yang terjadi dapat diketahui dengan
penimbangan mangkuk sebelum dan sesudah percobaan.
Coloumeter CU : sama dengan coloumeter Ag.
Coloumeter Iodin : memakai larutan KI, I2 yang terjadi dapat
dititer dengan Na2S2O3.
2.2 Daya Hantar
Elektrolit (Conductance)
a.
Daya Hantar
Besarnya tahanan konduktor elektrolit dapat ditentukan dengan hukum ohm.
Untuk larutan elektrolit, lebih umum dipakai daya hantar yaitu harga kebalikan tahanan. Seperti diketahui :
R =
R = tahanan
= tahanan jenis
panjang (cm)
= luas (cm2)
L = daya
hantar
L2 =
daya hantar jenis
Ls = , daya hantar jenis, daya hantar 1 cm3 larutan, satuannya
mhos/cm atau Ohm-1 cm-1.
Kecuali daya hantar dan daya hantar
jenis dikenal pula daya hantar ekuivalen (. Bahkan ini mempunyai arti yang lebih penting.
Daya hantar ekuivalen ialah daya
hantar larutan elektrolit sebanyak 1 grek diantara 2 elektrode dengan jarak 1
cm.
Bila konsentrasi = C grek/I
= grek/cc.
Maka volume
larutan yang berisi 1 grek = cc/eq
Daya hantar tiap
cc = L2 ; karena = daya hantar 1 grek, maka
Ohm-1 cm2 eq-1
Besarnya dapat ditentukan dengan mengukur Ls larutan, juga R larutan, untuk ini dipergunakan jembatan wheatstone.
Gambar 2.1 Pengukur daya hantar
(Sumber : Achmad, 1996).
b.
Perubahan Daya Hantar Terhadap Konsentrasi
Baik Ls atau berubah dengan konsentrasi :
1.
Untuk elektrolit
kuat, Ls naik dengan cepat dengan naiknya
konsentrasi. Untuk elektrolit lemah, Ls naik secara perlahan-lahan
dengan naiknya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan karena elektrolit kuat
terurai sempurna, sedang elektolit lemah tidak.
2.
Bila elektrolit
kuat ataupun lemah nya naik pada pengenceran dan
mencacapai harga maksimal pada pengenceran
2.3 Penggunaan Daya Hantar
a. Penetapan Daya larut
Daya larut garam-garam yang sukar larut seperti BaSO4, AgCl,
AgIO3 dan sebagainya, dapat dicari dengan pengukuran daya hantar.
(Sumber : Sukardjo, 2004).
Larutan jenuh, daya hantar diukur Ls.
Ls(garam) = Ls(larutan) – Ls(air)
= .
Ls(garam)
C = .
Ls(garam)
Karena larutan encer dan elektrolit kuat, = .
C = Ls.
= Io+ + Io_.
Dari sini dapat dicari C garam dalam mole/I.
b. Derajat Ionisasi
Air walaupun sangat murni, masih dapat menghantarkan
listrik
Tabel 2.1. Daya hantar jenis air.
Io
|
Ohm-1 cm-1
|
0
18
25
34
50
|
0,14 x 10-7
0,40 x 10-7
0,58 x 10-7
0,89 x 10-7
1,76 x 10-7
|
Ini disebabkan karena air terion menjadi :
H2O ⇆ H+
+ OH-
→
V = volume berisi 1 grek air
= BM/rapat.
Pada 25 : =
=
IH+ + IOH- = 349,8 + 198 =
547,8.
= 1,9 x 10-9
c. Titrasi Konduktometri
Pengukuran daya hantar, dapat
dipakai untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya titrasi asam kuat dengan
basa kuat. Pada penambahan basa, sebagian asam dinetralkan :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Daya hantar terus-menerus
turun, kareana ion H+ diganti ion Na+ yang lebih lambat.
Setelah titik ekuivalen, kelebihan OH- sangat memperbesar daya
hantar. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan menggambarkan grafik daya
hantar atau terhadap ml. Basa (Gb. 2.1).
Gambar 2.3. Titrasi
Konduktometri.
(Sumber : Sukardjo, 2004).
Titrasi asam lemah dengan basa kuat seperti CH3COOH
dengan NaOH menghasilkan grafik seperti pada gambar (2.1).
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Mula-mula daya hantar naik dengan lambat karena
penggantian asam asetat menjadi Na-asetat. Setelah titik ekuivalen, daya hantar
naik dengan cepat. Perpotongan kedua garis ini adalah titik ekuivalen.
Keuntungan cara ini ialah dapat dipakai untuk titrasi
larutan-larutan berwarna atau titrasi campuran asam lemah-asam kuat, basa
lemah-basa kuat. Juga dapat dipakai untuk titrasi pengendapan, oksidasi-reduksi
dan sebagainya, seperti :
Na
asetat menjadi HCl
CuSO4
dengan NaOH
MgSO4
dengan NaOH/Ba(OH)2
FeSO4 dengan K2Cl2O7
dan sebagainya.
Jadi,
hubungan sebenarnya kimia memperdalam salah satu bagian fisika yaitu yang
berkaitan dengan rekasi kimia dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan kali ini, yaitu ilmu fisika juga
berhubungan dengan kimia dalam kimia fisik, yang dipelajari salah satunya
adalah daya hantar elektrolit. Fisika menggunakan hukum ohm dengan kimia
menggunakan elektrolit.
3.2 Saran
Untuk para mahasiswa lain perlu mengetahui hubungan antara fisika dengan
kimia yang lain dalam kimia fisik karena masih banyak yang harus dipaparkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo.
2004. KIMIA FISIKA. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Achmad,
Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung
: PT Citra Aditya Bakti.
Posting Komentar