Unknown
Kemajuan teknik biologi molekuler dalam mengungkap sekuens biologi protein (sejak awal 1950an) dan asam nukleat (sejak 1960an) mengawali perkembangan pangkalan data dan teknik analisis sekuens biologi. Pangkalan data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960an di Amerika Serikat, sementara pangkalan data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970an di Amerika Serikat dan Jerman pada Laboratorium Biologi Molekuler Eropa (European Molecular Biology Laboratory).
Pangkalan data bioinformatika yang terhubungkan melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengumpulkan hasil sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Pangkalan Data sekuens biologi dapat berupa pangkalan data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat dan protein, pangkalan data sekunder untuk menyimpan motif sekuens protein, dan pangkalan data struktur untuk menyimpan data struktur protein dan asam nukleat. Contohnya PDB (Protein Data Bank).

Pengertian PDB
Protein Data Bank merupakan kumpulan arsip tunggal mengenai data struktural makromolekul biologi dari seluruh dunia. Penentuan struktur molekul protein yang terdapat pada berkas PDB diperoleh dengan menggunakan data eksperimen. Data eksperimen ini berasal dari kristalografi sinar-x atau spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Kemudian dilakukan proses dengan program komputer untuk membuat model molekul yang paling sesuai data eksperimen. Situs PDB dapat diakses pada alamat http://www.pdb.org/. Situs ini dapat diakses oleh seluruh pengguna internet di seluruh dunia secara gratis.
Format file PDB (Protein Data Bank) merupakan suatau format file berbasis teks yang digunakan untuk menjelaskan struktur tiga dimensi protein yang terdapat dalam Bank Data Protein (Protein Data Bank). Protein Data Bank merupakan suatu proyek pendataan makromolekul biokimia (seperti protein dan asam nukleat) yang dikembangkan oleh RCSB (Research Collaboratory for Structural Bioinformatics, situs resmi). PDB dapat juga digunakan sebagai input untuk simulasi dinamika molekul. Format file ini memiliki ekstensi (.pdb).

Fitur-fitur pada layanan PDB
             File PDB dapat menjelaskan protein yang mengandung ratusan bahkan ribuan atom.


 Gambar 2.1 : Tampilan PDB
Keterangan Struktur (setiap baris) :
  1. Search, Advanced dan Browseuntuk mencari data protein yang diinginkan.
  1. PDB-101, menampilkan striktur biologi data protein. Menjelaskan dengan metode apa struktur makromolekul tersebut ditentukan, pada gambar diatas, metode untuk mendapatkan struktur adalah dengan difraksi sinar-x.
  1. MyPDB, di dalam MyPDB terdapat link untuk login masuk menggunakan akun atau membuat akun baru. Untuk MyPDB Help Page untuk membantu pengguna jika tidak mengerti akan fitur-fitur yang akan digunakan dalam layanan ini.
  1. Home, di dalam kotak home terdapat News & Publications yang fungsinya untuk update terbaru atau jika menginginkan untuk publikasi. Ada juga deposition police yang jika di klik, didalamnya banyak menu juga seperti, kita dapat melihat arsip download, kamus senyawa kimia, kamus referensi molekul biologi, tutorial juga banyak informasi lainnya.
  1. Deposition, menyediakan tempat penyimpanan data, mikroskopi elektron, X-ray dan alat hubung.
  2. Tools, untuk mendownload file, membandingkan struktur, memetakkan, format file dan layanan istirahat.
  3. Help, sistem yang membantu pengguna, terdapat pengaturan penampilan, tutorial video dan Glossary.
Contoh :


Seperti gambar di atas jika kita ingin mencari “Nmda receptor antagonist” maka akan muncul seperti di atas. Terdapat siapa saja penulisnya, tanggal keluaran, percobannya, senyawanya, surat penghargaan serta gambarnya. Ada juga filter  pojok kiri atas yang gunanya untuk memfilter hasil pencarian yang kita inginkan. Jadi tidak terlalu banyak

Program Visualisasi         
           Teman teman, dengan menggunakan program-program visualisasi protein kita dapat melihat bentuk protein secara virtual dari file PDB. Selain melihat visualisasi, dapat digunakan memanipulasi serta mengubah format PDB ke dalam format lainya. Berikut adalah beberapa program visualisasi yang banyak digunakan oleh para ilmuwan, yaitu : Chimera, Cn3D, Coot, Gabedit, Jmol, MoldenMolekel, PyMOL, RasMol UGENE, Vislt, VMD dan Yasara.

Penutup
             PDB (Protein Data Bank)  merupakan sebuah portal informasi yang menyediakan berbagai macam aplikasi dan sumber untuk mempelajari struktur molekuler biologi serta hubungan dengan sekuen, fungsi dan penyakit. wwPDB bekerja dengan memelihara dan menjamin arsip tunggal Protein Data Bank yang berupa data struktur makromolekuler yang ada di sumber-sumber internasional, serta menyediakan secara terbuka dan dapat bebas diakses oleh masyarakat dunia. Sehingga, layanan  ini disarankan untuk semua kalangan yang akan mencari tahu karakteristik protein lebih detail ketika melakukan sebuah penelitian. Karena dalam layanan ini terdapat beberapa program yang akan memudahkan pengidentifikasian protein.

Sumber
Unknown

Hai readers :) Semoga ini bermanfaat...
Unknown
Unknown
Unknown

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
PENENTUAN KOEFISIEN GESEK BAHAN




Oleh
Kelas / Kelompok        : E/ 2.3
Jurusan                          : Kimia
Tgl. Praktikum             : 19 November 2013
Assisten                          : Nur Sarafina A.
Koordinator                  : Ahmad Bahar





LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013




BAB 1. PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Gaya gesek merupakan gaya yang tak asing lagi didengar. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan dimana sebuah benda diam atau meluncur pada suatu permukaan yang memberikan gaya-gaya kepadanya. Setiap kali dua benda berinteraksi akibat kontak langsung (sentuhan) dari permukaan-permukaan, maka gaya-gaya interaksinya disebut gaya kontak.
     Memahami akan pentingnya gaya gesek marupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Sehingga Kita perlu mengetahui peran penting dan besarnya dalam kehidupan melalui praktikum kali ini, yaitu penentuan koefisien gesek bahan. Membahas mengenai tujuan dalam praktikum ini yaitu menentukan koefisien gesek statis (µs) dan koefisien gesek kinetis (µk) pada benda.
     Praktikum ini dilakukan dengan cara meluncurkan benda yang sudah diketahui massanya, jarakk juga sudut kemiringan. Untuk menentukan koefisien gesek statis dengan cara meluncurkan benda dengan memperbesar sudut perlahan-lahan. Untuk koefisien gesek kinetis benda yang diberi beban agar cepat meluncur dan dicatat waktunya. Peralatannya antara lain, 1 set alat bidang miring, stopwatch dan mistar.
      Membahas pentingnya gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menusia berjalan tanpa terpeleset, mobil bisa berhenti kareba adanya pengereman dan juga ban mobil maupun sepeda motor yang diberi bentuk gerigi agar tidak licin terhadap jalan.




1.2     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum kali ini yaitu :
1.      Bagaimana menentukan nilai koefisien gesek statis maupun kinetis dan berapa nilainya ?
2.      Apakah sudut kemiringan berpengaruh terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis ?
3.      Apa pengaruh penambahan bahan maupun perubahan kecepatan awal pada benda ?
4.      Bagaimanakah pengaruh permukaan terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis ?

1.3     Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1.      Mampu menentukan nilai koefisien gesek statis maupun kinetis dan besar nilainya.
2.      Mampu mengetahui pengaruh sudut kemiringan terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis.
3.      Mampu mengetahui pengaruh penambahan bahan maupun perubahan kecepatan awal pada benda.
4.      Mampu mengetahui pengaruh permukaan terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis.
1.4  Manfaat
            Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini yaitu dapat mengetahui cara menentukan besar nilai koefisien gesek statis maupun kinetis. Serta dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien gesek. Adapun manfaat dalam kehidupan sehari-hari misalnya jika kita mengetahui akan besar gaya gesek dapat diterapkan dalam pembuatan sendal/sepatu yang bersol bagus dan aplikasi alat gergaji agar mudah untuk memotong benda.





BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

            Permukaan sebuah benda meluncur di atas permukaan benda lain masing-masing benda akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap benda “lawan”nya. Jadi jika sebuah balok meluncur dari kiri ke kanan di atas permukaan sebuah meja, suatu gaya gesek ke kiri akan bekerja terhadap meja. Gaya gesekan juga ada bekerja dalam keadaan tidak terjadi gerak relatif. Suatu gaya horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di lantai mungkin saja tidak cukup besar untuk menggerakkan peti itu. Karena gaya tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan yang besarnya sama dan berlawanan arah, yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti ( Francis, 1998).
            Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda. Jika sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada balok tidak bekerja gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) samadengan besar berat (W). Sesuai persamaan :
N = W...................................................................................(2.1)
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang di mana benda di tempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu.
N = mg cos ..............................................................................(2.2)
Sesuai persamaan di atas jika sebuah benda dengan massanya m, benda pada bidang miring yang lain dengan sudut kemiringan  maka besarnya gaya normal (N) samadengan mg cos  ( Zaelani, 2006).


Gambar 2.1 : (a) Keadaan benda di bidang datar dan diam. (b) Keadaan benda di bidang miring dengan beberapa gaya ( Sumber : 1700 Bank Soal Fisika, 2006).
1.        Jenis-Jenis Gerak
Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling bergerak lurus yaitu gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan antara benda kedua  permukaanya yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).
2.      Konsep-konsep Gaya gesek
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola yang bergerak di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya gesek yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lain disebut gaya gesek rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang terjadi pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain disebut gaya gesek transilasi (Tipler, 1997).
            Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda belum bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek yang terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya  gesek yang bekerja bekerja pada saat benda bergerak adalah gaya gesek kinetik (fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesek yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen menunjukkan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya normal ( Halliday, 2001 ).
            Besarnya gaya geesk kinetis biasanya meningkat, ketika gaya normalnya meningkat, biasanya gaya gesekan kinetik f sebanding dengan besarnya dari gaya normalnya.
                        fk =  µk. N...............................................................(2.3)
Dimana untuk µk merupakan konstanta koefisien gesek kinetik. Permukaan yang licin akan mempunyai koefisien gesek kinetik lebih kecil. Sedangkan besar gaya gaya gesek statis fs adalah
                        fs = µs. N................................................................(2.4)
Dimana untuk µs adalah koefisien gesek statis. Dalam situasi tertentu gaya gesekan statis aktual dapat mempunyai besar berapapun antara nol dan nilai maksimumnya yang diberikan oleh µs.N dalam lambang f µs.N  (Alonso, 1944).
            Beberapa ketentuan tentang gaya gesek, adalah :
a.       Jika harga F <  f, maka balok dalam keadaan diam.
b.      Jika harga F = f, maka balok dalam keadaan tepat akan bergerak.
c.       Jika harga F > f, maka balok dalam keadaan bergerak dan gaya gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Koefisien gesek harganya antara 0  µ  1

µ = 0, bidang licin sempurna
µ = 1, bidang sangat kasar
Di atas merupakan keterangan harga konstanta gaya gesek (Zaelani, 2006).




BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu :
1.      Neraca untuk menimbang beban dari suatu benda.
2.      Stopwatch untuk mengukur waktu.
3.      Mistar untuk mengukur panjang benda.
4.      Satu set alat bidang miring di gunakan untuk menentukan koefisien gesek.
5.      Benda balok kayu dan bahan landasan kayu serta kaca untuk diukur koefisien geseknya.
3.2 Desain Percobaan
       Adapun desain percobaan yang akan digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu :

            

Gambar 3.1 : Pengukuran koefisien gesek
statis balok pada permukaan bidang miring
( Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika dasar, 2013 ).




Gambar 3.2 : Pengukuran koefisien gesek
kinetis  balok pada permukaan bidang miring
( Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika dasar, 2013 ).

3.3 Langkah Kerja
            Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu :
3.3.1  Menentukan koefisien gesek statis.
1.    Bahan yang akan ditentukan  koefisien geseknya ditimbang dan dicatat massanya.
2.    Bahan diletakkan di atas bidang miring berlandasan kayu dengan kemiringan  0 °.
3.    Secara perlahan-lahan sudut kemiringan bidang miring deperbesar hingga bahan tepat mulai meluncur turun.
4.    Sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal di hitung (tanya asisten)
5.    Langkah 2 dan 4 dilakukaan kembali hingga didapat 5 data pengamatan untuk massa pertama.
6.    Bahan diatasnya, ditambahkan beban yang telah diketahui massanya kemudian diulangi langkah 2 sampai 5 untuk 3 kali pengulangan dengan penambahan beban.
7.    Langkah 1-6 diulangi kembali untuk bebean landasan yang berbeda.

3.3.2. Menentukan koefisien gesek kinetik
1.    Beban 4 ditimbang (gambar 3.2)
2.    Peralaatan di susun seperti gambar 3.2 dengan kemiringan sudut tertentu (tanya asisten).
3.    Benda 1 diletakkan pada posisi tertentu (tanya asisten) 2 buah titik acuan pada landasan dicatat dari titik.
4.    Benda 2 pada gambar 3.2 diberi beban sedemikian rupa sehingga sistem bergerak dipercepat.
5.    Waktu yang perlukan benda 1 untuk bergerak di catat dari dari titik awal ke titik acuan yang telah ditentukan (langkaah 3).
6.    Beban benda 2 ditimbang, massanya dicatat.
7.    Langkah 1 sampai 6 diulang untuk bebean yang berbeda.
8.    Langkah 1 sampai 7 diulang untuk sudaut kemiringan yang berbeda.
9.    Langkah 1 sampai 8 diulangi untuk beban landasan yang berbeda.
3.4 Analisis Data
1.    Untuk perhitungan koefisien gesek statis.
µs = tan θ
   =  θ = 
2.    Untuk perhitungan koefisien gesek kinetis.
  = 
  =  +  +  +
 = tan  
 = 
 =  
 = ½ nst
=½ nst
= ½ nst
 =  . ½ nst + (-2) . ½ nst
      =   . ½ nst  . ½ nst
µs ±   µs
µk ±   µk





BAB 4. HASIL DAN PEMBHASAN


4.1    Hasil
Adapun hasil tabel pengukuran pada praktikum kali ini, yaitu :
4.1.1    Pengukuran Koefisien Gesek Statis ( µs )
1.         Landasan kayu
a.         Massa balok = 175 g, tanpa beban
NO.
θ
  µs
  µs
µs ±   µs
  I
K
  AP
1
28
0,53
0,64
0,53 ± 0,64
120,70%
20,70%
3
2
35
0,7
0,74
0,70 ± 0,74
105,70%
5,70%
3
3
41
0,86
0,87
0,86 ± 0,87
101,70%
1,7%
3
µs ±   µs = 0,69  ±  0,75
b.         Massa balok = 175 g, tanpa beban
NO.
θ
Beban
  µs
  µs
µs ±   µs
  I
K
  AP
1
45
20 g
1,00
1,00
1,00 ± 1,00
1,00 %
0 %
3
2
35
50 g
0,70
0,74
0,74 ± 0,74
0,74 %
5,7 %
3
3
40
100 g
0,85
0,86
0,86 ± 0,86
0,86 %
3,6 %
3
µs ±   µs = 0,84  ±  0,86
2.         Landasan  Kaca
a.         Massa balok = 175 g,  tanpa beban
NO.
θ
  µs
  µs
µs ±   µs
  I
K
  AP
1
60
1,73
2,00
1,73 ± 2,00
115,6 %
15,6 %
3
2
70
2,74
4,27
2,74 ± 4,27
155,8 %
55,8 %
3
3
60
1,73
2,00
1,73 ± 2,00
115,6 %
15,6 %
3
µs ±   µs = 2,06  ±  2,756

b.         Massa balok = 175 g, dengan penambahan beban
NO.
θ
Beban
  µs
  µs
µs ±   µs
  I
K
  AP
1
52
20 g
1,28
1,35
1,28 ± 1,35
105,4 %
5,4 %
3
2
42
50 g
0,90
0,90
0,90 ± 0,90
100 %
0 %
3
3
60
100 g
1,73
2,00
1,73 ± 2,00
115,6 %
15,6 %
3
µs ±   µs = 1,303  ±  1,416
4.1.2        Pengukuran  Koefisien Gesek Kinetis (  µk )
1.      Landasan Kayu
·      MBalok   = 175 g
·      MBalok   = 168 g
·      S                 = 70 cm
a.      Sudut tetap θ = 25° dengan variasi beban pada m2
NO.
Beban
θ
t
  µk
  µk
µk ±   µk
  I
K
  AP
1
50 g
25°
0,58
51,87
875,25
 51,87 ± 875,25
1687,3 %
1787,3 %
3
2
100 g
25°
0,36
150,56
77,42
150,56 ± 77,42
51,4  %
151,4  %
2
3
200 g
25°
0,13
1416,2
327,9
1416,2 ± 327,9
23,1 %
76,9  %
2
 µk ±   µk =  539,5  ± 375,24
b.    Beban Tetap 100 g  dengan variasi sudut
NO.
Beban
θ
t
  µk
  µk
µk ±   µk
  I
K
  AP
1
100 g
30°
0,49
65,8
40,82
65,8 ± 40,82
62,03 %
37,97 %
1
2
100 g
45°
0,58
58,2
39,28
58,2 ± 39,28
67,5 %
33,5 %
1
3
100 g
50°
0,13
23,85
6,55
23,85 ± 6,55
27,4 %
72,6 %
1
µk ±   µk =  49,28  ± 28,88
2.    Landasan Kaca
·      Massa balok 1 = 104,5 g
·      Massa balok 2 = 169,0 g
NO.
Beban
θ
t
  µk
  µk
µk ±   µk
  I
K
  AP
1
13 g
30°
1,47
3,91
59,70
3,91 ± 59,70
15,3 %
84,1 %
2
2
50 g
30°
0,90
1,35
204,6
1,35 ± 204,6
16,7 %
83,3 %
2
3
113 g
30°
0,68
25,1
382,3
25,1 ± 382,3
15,2 %
84,8 %
2
µk ±   µk =  251 ± 25,53
NO.
Beban
θ
t
  µk
  µk
µk ±   µk
  I
K
  AP
1
13 g
25 °
1,68
4,9
1,811
4,9  ± 1,811
36,9 %
63 %
1
2
50 g
30 °
0,60
45,8
14,3
      45,8 ± 14,3
31,2 %
68,7 %
1
3
113 g
35 °
0,56
55,4
20,2
55,4 ± 20,2
36,6 %
63,3 %
1
µk ±   µk =  35,36   ± 12,103
4.2  Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu menentukan koefisien gesek bahan , yang diukur koefisien gesek statis (µs) dan kinetis (µk) pada balok yang didapatkan hasil tabel seperti diatas. Dalam percobaan kali ini menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis pada balok dengan landasan berbeda yaitu kaca dan kayu.Berdasarkan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa koefisien gesek yang dilakukan antara balok dengan kayu memiliki gaya statis maksimum dan gaya kinetisnya lebih besar dari pada balok dengan landasan kaca.Karena semakin kasar permukaan benda atau permukaan landasan meluncur, semakin besar pula gaya gesek statis maksimumnya dan semakin bessar pula gaya kinetisnya.
Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai koefisien gesek statis pada balok dengan landasan kaca dan kayu dengan dua perlakuan yaitu yang pertama diberi beban dan yaang kedua diberi penambahan baban, dan ini ini tidak mempengaruhi gaya gesek statis karena dalam rumusnya dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi yaitu kemiringan beserta sifat permukaan benda (halus ataau kasar). Dimana prinsip kerja gesekan statis yaitu akan timbul ketika benda akan bergerak dengan  sudut tertentu,di dapatkan hasil menggunakan landasan kayu 0,690,75 sedangkan pada kaca 2,06 2,756.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai koefisien gesek kinetis pada balok dengan landasan kaca dan kayu juga denga perlakuan sama ditambah beban dan satunya juga ditambah beban karena gaya gesek kinetis dipengaruhi oleh beban maupun massa juga sifat permukaan benda (halus atau pun kasar).Besar gaya kinetis ini konstan dan selalu lebih tinggi dari besar gaya gesek sstatis maksimum, karena ketika kita mendorong benda diatas permukaan yang kasar yaitu pada landasan kayu, pada saat benda belum bergerak kita harus memberikan gaya tarik yang kuat yaitu pada balok 2 dengan ditambahi beban yang cukup besar untuk membuatnya begerak.







BAB 5. PENUTUP


5.1    Kesimpulan
Adapun  kesimpulan  yang  dapat diambil  dari  praktikum  kali ini, yaitu :
1.      Faktor-fator yang mempengaruhi gaya gesek statis diantaranya sudut kemiringan dan sifat permukaan antar benda.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesek kinetis adalah massa mauun beban karena sebagai gaya tarik / dorong, sudut kemiringan serta sifat permukaan

5.2    Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti saat melakukan percobaan, yaitu saat menentukan  koefisien kinetis. Karena manual menggunakan stopwatch bukan menggunakan sensor yang lebih akurat dalam pengukuran waktunya. Serta dalam perhitungan juga disertakan ralat agar didapatkan data yang akurat.






DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello dan Fien Edward J. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun Praktikum Fisika Dasar. 2013. Petunjuk  praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank  Soal Bimbingan Bbelajar itu Berbeda apa tidak. Bandung : Yrama Widya.